ANTI ASMA
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Asma merupakan suatu keadaan dimana saluran nafas mengalami peradangan dan penyempitan yang bersifat sementara. Ini terjadi karena saluran nafas tersebut sangat sensitive terhadap faktor khusus yang menyebabkan jalan udara menyempit sehingga aliran udara berkurang dan mengakibatkan sesak nafas.
Penyakit ini dapat menurunkan produktivitas kerja dan di RSUD “45” Kuningan. Pasien pengidap asma jumlahnya sangat banyak, terutama pasien rawat jalan yang masuk ke Instalasi Gawat Darurat. Karena tingkat insiden yang tinggi, maka penyusun ingin mendalami obat-obat asma yang digunakan di RSUD “45” Kuningan
Tujuan
Guna memenuhi Nilai tugas Laporan khusus RSUD “45” Kuningan
Penyusun dapat Menambah Ilmu Pengetahuan tentang Asma dan obat-obat lainnya
Dapat dijadikan sumber Ilmu begi yang memerlukan referensi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian
Asma merupakan suatu keadaan dimana saluran nafas mengalami peradangan dan penyempitan yang bersifat sementara. Ini terjadi karena saluran nafas tersebut sangat sensitive terhadap factor khusus yang menyebabkan jalan udara menyempit sehingga aliran udara berkurang dan mengakibatkan sesak nafas.
Jenis – Jenis Asma
Golongan Xantin
Golongan Adregenik Selektif Beta -2
Golongan Kortikosteroid
Golongan Simpatomimetik
Obat – Obat Asma
Aminophilline
Dexamethasone
Efedrin Hcl
Salbutamol
Theophilline
Terbutaline
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
GOLONGAN XANTIN :
Aminophylline
Nama Obat : Aminophylline
Mekanisme Kerja : Aminophyline bekerja sebagai antispasmodic, bronchodilator. Aminophyline di dalam lambung akan terhidrolisa menjadi teofilin, efek bronchodilator diperlihatkan dengan merelisasi otot bronchial
Dosis :
Dewasa 100 – 200 mg, sehari 3 kali
Anak-anak
12-16 tahun 18 mg/kg berat badan perhari, dalam dosis bagi, sehari tidak melebihi 400 mg atau menurut petunjuk dokter
Dosis Lazim untuk anak dan Bayi :
Dosis Lazim
Sekali Sehari
5 mg/kg -
Dosis Lazim dan dosis Maksimum untuk dewasa :
Dosis Lazim Dosis Maksimum
Sekali Sehari Sekali Sehari
100 mg – 200 mg 300 mg – 600 mg 500 mg 1,5 g
Efek samping :
Iritasi saluran gastrointestinal, sakit kepala, mual, muntah dan gugup
Insomnia, palpitasi, tachycardia, aritmia verticuler tachypnea
Theophyllin
Nama Obat : Theophylline
Mekanisme Kerja : Theophylline merupakan turunan metilxantin yang mempunyai efek anatara lain merangsang susunan syaraf pusat dan melemaskan otot polos, terutama bronkus
Dosis :
Dewasa 3 kali sehari 1 kapsul/15 ml
Anak-anak 3 kali sehari 7,5 ml
Dosis Lazim Untuk Anak dan Bayi :
Dosis Lazim
Sekali Sehari
5 mg/kg -
Dosis Lazim dan Dosis Maksimum untuk Dewasa :
Dosis Lazim Dosis Maksimum
Sekali Sehari Sekali Sehari
200 mg 500 mg 500 mg 1 g
Efek Samping :
Susunan syaraf pusat, seperti : sakit kepala, insomnia
Kardiovaskuler, seperti : palpitasi, takikardi, aritmia ventrikuler
Pernafasan, seperti : tachypnea
Rash, hiperglikime
Gastrointestinal, seperti : mual, muntah, diare
Efedrin Hcl
Nama Obat : Efedrin Hcl
Mekanisme Kerja : Efedrin Hcl bekerja mempengaruhi system syaraf adregenik secara langsung maupun tidak langsung
Dosis :
Dewasa 3-4 kali sehari 1 tablet
Anak-anak 2 kali sehari ½-1 tablet
Dosis Lazim Dan Maksimum untuk Dewasa :
Nama Obat Dosis Lazim Dosis Maksimum
Efedrin Hcl Sekali Sehari Sekali Sehari
10 mg – 30 mg
10 mg 30 mg – 100 mg
20 mg 50 mg
40 mg 150 mg
120 mg
GOLONGAN ADREGENIK SELEKTIF BETA - 2
Salbutamol
Nama Obat : Salbutamol
Mekanisme kerja :. Salbutamol merupakan suatu senyawa yang selektif merangsang reseptor β2 adregenik terutama pada otot bronkus. Golongan β2 agonis merangsang produksi AMP siklik dengan cara mengaktifkan kerja enzim adenil siklase. Efek utama setelah pemberian per oral adalah efek bronku-dilatasi yang disebabkan terjadinya relaksasi otot bronkus. Dibandingkan dengan isoprenalin, salbutamol bekerja lebih lama dan lebih aman Karena efek stimulasi pada jantung lebih kecil, maka bias digunakan pada pengobatan kejang bronkus pada pasien dengan penyakit jantung dan tekanan darah tinggi.
Dosis :
Tablet :
Dewasa Anak – Anak
>12 tahun :
2-4 mg, 3–4 kali sehari
Dosis dapat dinaikkan secara berangsur-angsur. 2–6 tahun :
1–2 mg, 3–4 kali sehari
6-12 tahun :
2 mg, 3-4 kali sehari
Sirup :
Dewasa Anak – Anak
>12 tahun :
1-2 sendok (5-10 ml), 3-4 kali sehari 2-6 tahun:
1/2 -1 sendok (0,25-5 ml ), 3-4 kali sehari
6-12 tahun :
1 sendok (5ml), 3-4 kali sehari
Efek Samping : Pada dosis yang dianjurkan tidak di temukan adanya efek samping yang serius pada pemakaian dosis besar dapat menyebabkan tremor halus pada otot skelet, palpitasi, kejang otot, takikardia, ketegangan dan sakit kepala. Efek ini terjadi pada semua perangsang adreno reseptor beta. Vasodilatasi perifer, gugup, hiperaktif, epitaxis (mimisan), cepat marah, susah tidur
GOLONGAN KORTIKOSTEROID
Deksamethasone
Deksamethasone adalah glukokortikoid sintetik dengan aktivitas imonusupresan dan anti-inflamasi
Nama Obat : Deksamethasone
Mekanisme Kerja : Sebagai imunosupresan deksametason bekerja dengan menurunkan respon imun tubuh terhadap stimulasi rangsang. Aktivitas anti-inflamasi deksamethasone dengan jalan menekan atau mencegah respon jaringan terhadap proses inflamasi dan menghambat akumulasi sel yang mengalami inflamsi, termasuk makrofag, dan leukosit pada tempat innflamsi
Dosis :
Dewasa Dosis awal bervariasi : 0,75 – 9 mg sehari tergantung pada berat ringanya penyakit.
Pada penyakit ringan : dosis dibawah 0,75 mg sehari
Pada penyakit berat : dosis diatas 9mg sehari
Anak-anak < 1 tahun : 0,1 – 0,25 mg
1j 1-5 tahun : 0,25 – 1 mg sehari
Cz 6-12 tahun : 0,25 – 2 mg sehari
Efek Samping : Efek samping terapi jangka pendek tidak ada. Penggunaan deksamethasone jangka panjang dapat mengakibatkan kelemahan otot, mudah terkena infeksi, gangguan keseimbangan cairan tubuh dan elektrolit, kelainan mata, gangguan system endokrin, gangguan salyran pencernaan, sakit kepala atau atropi kulit
GOLONGAN SIMPATOMIMETIK
Terbutalin
Nama Obat : Terbutalin
Mekanisme Kerja : Simpatomimetik
Dosis :
Dewasa Anak – Anak
Dewasa dan anak >15 tahun :
1-2 tablet, 2-3 kali sehari Anak 7-15 tahun :
1 tablet, 2 kali sehari
Efek Samping : berupa gelisah, sakit kepala, ngantuk, tremor, palpitasi, berkeringat serta mual dan muntah dapat pula timbul takikardia dan kejang otot
DAFTAR PUSTAKA
Farmakope Indonesia. Edisi III tahun 1978. Jakarta :
Departemen Kesehatan Republik Indonesia Halaman 920 - 994
Informasi Spesialit Obat. Volume 45 tahun 2010-2011. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia Halaman 491 - 501
Farmakologi : cetakan ke lima kelas X. Jakarta 2010 : Departemen Kesehatan Republik Indonesia Halaman 35-36
Informasi Spesialit Obat. Volume 45 tahun 2010-2011. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia Halaman 491 - 501
Farmakologi : cetakan ke lima kelas X. Jakarta 2010 : Departemen Kesehatan Republik Indonesia Halaman 35-36
Tidak ada komentar:
Posting Komentar